Monday, March 15, 2021

Zona 7 Day 7 (Parade Live 2)

 

Insight Live FB 9 Maret 2021 – Topik 2 Pendidikan Seksualitas Sejak Dini  (kelompok 7)

Setelah menonton live FB mengenai pendidikan seksualitas sejak dini, ada hal yang menyangkut dalam pikiran saya. Ialah tidur terpisah dengan orang tua. Mengapa? Karena saya sudah duluan menuliskan mengenai hal tersebut dan Alhamdulillah berhasil dilakukan kepada anak saya yang pertama (Azkiya). Walaupun memang penjelasannya tidak sedetail pada materi live.

Namun memang benar, banyak sekali faidah yang didapatkan dari memisahkan tidur anak-anak dengan orang tua. Selain mengajarkan anak mengenai privasi (bagian tubuh yang boleh/tidak boleh dilihat), anak juga belajar adab memasuki kamar orang lain. Bagaimana ia harus meminta izin terlebih dahulu ketika akan memasuki kamar orang tuanya. Namun ada juga hal penting dalam hal ini, yaitu menghindari anak-anak yang satu gender (adik-kakak sama-sama perempuan) tidur dalam satu selimut.

Apa bahayanya? Yaitu anak-anak dapat menjurus pada penyimpangan seksual dari sejak kecil. Anak perempuan menjadi lebih ‘nyaman’ dan suka dengan perempuan, begitupun sebaliknya. Naudzubillah.

Usia berapa anak diperintahkan untuk dipisahkan kamarnya?

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud, artinya “Rosulullah saw bersabda, ‘Perintahkanlah anak-anak kalian untuk salat ketika mereka umur tujuh tahun, dan pukullah jika mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.’” Dijelaskan bahwa anak sudah harus pisah tidurnya dari orang tua (dan sesama saudaranya) ketika memasuki usia tamyiz, karena disandangkan dengan perintah memukul anak apabila tidak sholat. Namun, tetap saja tidak bisa anak-anak dipisahkan tidurnya secara paksa, harus ada proses. Yang saya lakukan kepada anak pertama saya adalah ini.

Ada juga pertanyaan yang agak menggelitik, yaitu apakah pekerjaan rumah (menyapu, mencuci, beres-beres, dll) hanya diperkenalkan untuk anak perempuan saja dan tidak untuk anak lelaki? Pertanyaan ini muncul karena salah satu pembicara mengatakan untuk ibu sebaiknya memberikan contoh pekerjaan rumah kepada anak perempuannya, agar ia tau bahwa itu adalah ‘tugas’ perempuan.

Cukup menggelitik karena setelah itu dijawab pula bahwa tidak demikian. Bahwa pekerjaan rumah pun harus diperkenalkan kepada anak laki-laki, dengan berbagai alas an. Sayangnya, ia tidak menyebut bahwa Rosulullah pun dahulu mengerjakan pekerjaan rumah dan menjadi layaknya seorang suami biasa (membantu pekerjaan istri) ketika berada di rumah. Selayaknya kita sebagai muslim mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah, wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment

Ujian (sekolah)

  Link download ada di bawah Salah satu mapel yang memang agak runyam -buat anak kelas 1 SD, dan terkhusus Azkiya- adalah PAM (Pendidikan An...