Monday, March 8, 2021

Zona 7 Day 3

 Bismillah.

Tidur pisah ranjang.

Alhamdulillah mulai dari usia 3 tahun Azkiya sudah bisa tidur siang di kamar sendiri. Padahal semenjak bayi dia harus sekali ada sentuhan fisik ketika akan tidur. Entah dielus-elus kepalanya, punggungnya, atau ditepuk-tepuk paha nya sampai dia tertidur pulas. Perlahan-lahan sambil dijelaskan bahwa Azkiya semakin bertambah usianya suatu saat nanti akan tidur sendiri, di kamar sendiri, terpisah dari kamar Umi-Abi. Dan untuk merealisasikannya, butuh proses.

Awalnya, (untuk tidur siang) saya membujuk agar Azkiya tidur tanpa diusap-usap. Cukup ditemani saja sambil tiduran di sampingnya (dan kebiasannya adalah tidur sambil memutar murottal surah yg sedang dihafalkan sebagai white noise). Alhamdulillah perlahan-lahan Azkiya bisa tidur sendiri tanpa adanya sentuhan fisik. Hanya ditemani. Setelah agak lama, saya mencoba meninggalkannya yang sudah pulas di kasur dan melakukan aktivitas domestik lainnya atau mengurus adiknya yang saat itu masih bayi.

Setelah mampu tidur tanpa diusap-usap, challenge nya pun meningkat. Kali ini saya mencoba tidak ikut tiduran di sampingnya, melainkan duduk di pinggir kasur sambil melakukan aktivitas ringan seperti melipat pakaian, membereskan kamar, baca buku, atau menggendong/memangku adiknya. Awalnya ia berkali-kali mengintip untuk melihat apa yang sedang saya kerjakan. Namun setelah berkali-kali ditegur, alhamdulillah pulas juga. Tahapan ini berlangsung berhari-hari.

Naik tantangan, ketika usianya menginjak 3 tahun lebih, saya mengajaknya untuk tidur siang di kamar, sendirian. Saya persiapkan kasurnya, tuck her in, memeluknya, mengajaknya membaca doa sebelum tidur, kemudian meninggalkannya di kamar sambil memutar murottal. Saya jelaskan pada Azkiya bahwa saya akan melakukan kegiatan domestik seperti mencuci piring, membereskan rumah, dan lainnya sementara ia tidur. Saya harus mengecek (mengintip ke dalam kamar) setiap 5-10 menit sekali untuk memastikan ia tidur. Awalnya memang ia masih bermain-main dengan bantal, selimut, atau boneka. Tapi setelah saya ingatkan (berkali-kali) alhamdulillah bi-idznillah ia pulas juga.

Hal ini berlangsung sampai usia nya menginjak 3,5 tahun. Alhamdulillah bi idznillah Azkiya bisa tidur siang sendiri. Bagaimana dengan tidur malam?

Qodarullah di rumah kami terdapat dua kamar. Satu kamar dialihfungsikan menjadi workshop Abi nya. Jadi hanya ada satu kamar untuk tidur. Namun, alhamdulillah Allah mampukan kami untuk membelikan ranjang tingkat ala anak pondok khusus untuk Azkiya sebagai amunisi dalam mempersiapkannya untuk tidur sendiri, tidak bersama Umi-Abi lagi.

Apa tujuannya?

Ketika anak memasuki usia tamyiz, kamar tidur anak (dianjurkan) sebaiknya dipisah. Dan ketika ingin memasuki kamar orang tua haruslah meminta izin terlebih dahulu. Maka sebagai bentuk ikhtiar kami mempersiapkan Azkiya agar lebih mandiri, dibuatlah kondisi kamar yang terpisah ranjang walau dalam satu kamar. Ke depannya kami akan menyekat satu ruangan dan menjadikannya kamar (sementara) untuk Azkiya.

Alhamdulillah di usianya yang belum genap 5 tahun, Azkiya sudah bisa tidur siang sendiri. Ia tahu nap-time routine nya, kapan ia harus tidur siang dan ia membereskan ranjangnya, membaca doa, meminta untuk diputarkan murottal, kemudian tidur. MasyaAllah. 

Mungkin terlihat tidak seberapa, namun bagi kami ini adalah salah satu ikhrtiar untuk menanamkan pendidikan seks dimana anak tidur terpisah dari orang tuanya (ketika usiaa tamyiz) sehingga tidak bercampur antara terlihatnya aurat pribadi orang tuanya dan anak-anaknya kelak. Wallahu a'lam.

No comments:

Post a Comment

Ujian (sekolah)

  Link download ada di bawah Salah satu mapel yang memang agak runyam -buat anak kelas 1 SD, dan terkhusus Azkiya- adalah PAM (Pendidikan An...